MORAL

Sejak berabad lalu permasalahan moral merupakan masalah yang ada dalam kehidupan manusia. Kita mungkin masih ingat kebiadaban moral atas anak-anak di medan perang kota Aleppo, Suriah. Banyak anak-anak yang meninggal pada perang ini.Kini, masalah moral masih diperbincangkan melalui suatu pembentukan karakter. Diskusi, workshop, seminar, dan sampai percakapan sehari-hari banyak membahas tentang hal ini. Misalnya bagaimana karakter pelajar yang baik, karakter masyarakat sampai pembentukan karakter anak(Borba, 2001). Apapun bentuknya tujuannya hanya satu, yaitu pembentukan moral.Aristoteles melihat karakter sebagai kemampuan melakukan tindakan baik dan bermoral. Pentingnya moral tidak lepas dari tanggung jawab manusia yang wajib menghargai, dan menghormati orang lain, meskipun mereka berbeda pendapat, sikap, suku, organisasi maupun Negara sehingga menimbulkan harmoni. Harmoni dimaksudkan sebagai keselarasan hidup. Hilangnya harmoni hidup membuat kehidupan di dunia penuh kebencian, permusuhan, kekerasan, peperangan dan pembunuhan.Pemahaman moral sangat bermanfaat bagi pengembangan kualitas pribadi seseorang. Seseorang tidak hanya dapat mengembangkan diri secara baik, namun dirinya dapat mengembangkan potensi yang wajib dimilikinya yaitu moral. Beberapa waktu belakangan ini tidak banyak orang yang memiliki moral yang baik. Seorang yang memiliki dasar agama yang baik pun belum tentu memiliki moral yang baik. Kita telah banyak melihat beberapa oknum tokoh agama melakukan penodaan terhadap muridnya. Hal ini bukan berarti dirinya tidak memiliki dasar agama yang kurang baik, namun dirinya kurang memahami dan meresapi pelajaran tentang moral. Agama merupakan dasar pendorong bagi setiap orang untuk berpikir dan berprilaku penuh moral, namun tidak bagi moral itu sendiri. Moral hanya dapat menuntun kita dalam menjalani kehidupan secara bijak, terarah, dan bersosialisasi sesuai dengan aturan yang ada.Bagaiman implementasi moral itu dapat dilakukan? Implementasi moral dapat dilakukan dengan membentuk tiga karakter berikut.

1.      Karakter Empati
Karakter empati merupakan karakter yang mampu mendorong seseorang dalam mengenali perasaan orang lain dengan baik, serta mampu memahami dan merasakan sesuatu yang dialami orang lain dan peka akan kebutuhan orang lain, serta adanya keinginan untuk melakukan sesuatu terhadap orang lain yang mengalami kesulitan (Borba, 2001)Anda memiliki karakter empati bila anda mampu melihat dunia memalui mata orang lain, mendengarkan sebagaimana mereka mendengar, merasakan dan mengalami dunia dalam diri mereka. Anda dapat menghayati dan merasakan apa yang sedang dialami dan dirasakan oleh orang lain, serta ikut melakukan suatu tindakan atau perilaku yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh mereka.
Masa depan dunia akan dipinpim oleh orang-orang yang mempunyai High Touch yang tinggi dengan kemampuan berempati, yaitu dengan memahami sisi-sisi rumit dalam interaksi manusia dan dapat memacu dirinya sendiri untuk mencapai tujuan serta kebermaknaan dirinya ( Daniel H Pink, A Whole Newmind)

2.      Karakter NuraniKarakter nurani adalah karakter yang membuat diri anda mampu menilai, memilih, menentukan tindakan yang benar ( Borba,2001). Frans Magnis Suseno dan k. Berten menyatakan bahwa hati nurani tersebut sebagai kesadaran moral. Nurani merupakan indra positif kehidupan. Nurani mejadi baik apabila diri seseorang dapat menyelaraskan keyakinan dirinya sesuai dengan pikiran, emosi dan tindakan. Nurani akan menjadi terasah bila anda memiliki kemampuan empatu yang baik. Dengan karakter ini kita tidak hanya mereka-reka benar atau salahnya tindakan kita. Kita bias saja memilikiinsting untuk menolak pikiran dan tindakan negative yang muncul dalam diri kita secara instan.Saat ini banyak sekali tindakan melanggar moral yang terjadi di lingkungan kita, dalam dunia pendidikan saat ini banyak sekali terjadinya penyalahgunaan narkoba, seks bebas, maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan nurani.Kebanyakan dari pelaku tidak bias mampu menilai, memilih dan menentukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Sebagian gadis hamil diluar nikah karena meraka tidak mampu berpikir panjang. Banyal siswa yang tidak menyadari bahwa tawuran dapat menyebabkan orang tua mereka kawatir, bahkan membuat diri mereka kehilangan nyawa.
3.      Karakter Toleransi    Karakter toleransi diartikan sebagai karakter yang mampu menerima perbedaan dalam berbagai hal, menghargai orang lain meskipun keyakinan dan perilaku mereka berbeda dengan kita, baik itu berbeda suku, gender, penampilan, budaya, kepercayaan, bahkan kemampuan (Borba,2001)Empati membantu anda untuk merasakan emosi terhadap seseorang, sedangkan nurani menolong anda untuk mengetahui yang benar maupun yang salah. Toleransi membuat kita mampu memperlakukan orang lain dengan baik dan penuh pengertian, penuh hormat, penuh kehangatan, menentang permusuhan, kekejaman maupun kefanatikkanToleransi juga dapat menstimulasi kita untuk dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pribadi kita, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat
Apakah ciri-ciri bermoral rendah? Confusius menjawab bahwa orang besar berbicara dengan perbuatannya. Kata-katanya sama dengan perbuatannya. Segala sesuatu yang dikatakan dan dikerjakan, dia berbuat berdasarkan prinsip-prinsip yang disampaikan oleh orang-orang yang saleh. Seseorang yang bermoral rendah hanya menunjukan kefasihannya. Dia cepat dalam membuat tuntunan dan menemukan kesalahan orang lain, tanpa kontribusi apa pun. Orang besar memperlakukan orang lain dengan ketulusan. Ketika ia melihat temen-temannya melanggar etika, dia mengingatkan mereka tentang konsekuensinya dan membujuk untuk bertindak benar. Kata-katanya berasal dari hatinya karena ia benar-benar peduli akan kebahagian orang lain sehingga persahabatan mereka cenderung erat. Orang-orang yang bermoral rendah tempak telah membentuk aliansi untuk membuat masalah. Namun, mereka tidak bias membantu, bias bertengkar dan menarik pisau dari punggung masing-masing (anonim)

semoga bermanfaat😊

sumber: EkaSaputra,N.Safaria,T.danSenoRahardanto,M.2017.MenjadiKarakterPositif.Jakarta:BumiAksara